Program Studi Hubungan Internasional UNDIP Gelar Visiting Lecturer Workshop on Countering Violent Extremism in Southeast Asia: From Radicalisation to Reintegration

Posted by Admin

September 2, 2025

Semarang, 2 September 2025 – Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, menyelenggarakan kegiatan Visiting Lecturer dengan topik “Workshop on Countering Violent Extremism in Southeast Asia: From Radicalisation to Reintegration”.

Acara ini menghadirkan Dr. Noor Huda Ismail (Visiting Fellow, S. Rajaratnam School of International Studies – RSIS, Singapura), seorang peneliti dan praktisi yang dikenal luas atas karyanya mengenai isu radikalisasi, deradikalisasi, serta reintegrasi mantan pelaku terorisme. Diskusi dipandu oleh Nadia Farabi, Ph.D., dosen Hubungan Internasional UNDIP.

Dalam kuliahnya, Dr. Noor Huda menyoroti bahwa ekstremisme kekerasan di Asia Tenggara tidak bisa dipandang hanya dari satu sisi. Proses radikalisasi, keterlibatan, hingga keputusan untuk keluar dari jaringan tidak pernah tunggal penyebabnya. Faktor ideologi berperan, namun seringkali dipengaruhi oleh kondisi personal, relasi sosial, hingga konteks politik dan ekonomi. “Medan pertempuran tidak lagi hanya di jalanan, tetapi juga di ruang digital—chat room, live stream, hingga virtual world yang menjadi ruang interaksi generasi muda,” ungkapnya.

Hasil penelitian sementara yang dipaparkan menunjukkan bahwa kelompok ekstremis kerap mengeksploitasi isu sosial seperti kemiskinan dan ketidakadilan sistemik untuk menarik simpatisan. Media sosial juga telah mengubah pola rekrutmen dari collective action menjadi connective action. Sementara itu, konflik regional dan internasional turut menjadi magnet perekrutan, serta memunculkan fenomena reciprocal radicalisation yang berdampak nyata pada keamanan kawasan.

Sebagai rekomendasi kebijakan, Dr. Noor Huda menekankan pentingnya memproduksi narasi tandingan yang kredibel, terutama melalui suara-suara mantan anggota kelompok ekstremis yang kini memilih jalan damai. Ia juga mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, serta perusahaan teknologi digital seperti Facebook, Google, Twitter, dan TikTok untuk membatasi ruang gerak narasi ekstremisme daring.

Kegiatan Visiting Lecturer ini menjadi bagian dari upaya Program Studi Hubungan Internasional UNDIP dalam memperkaya wawasan mahasiswa terkait isu-isu keamanan non-tradisional, khususnya radikalisasi dan deradikalisasi di Asia Tenggara. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami tantangan nyata ekstremisme kekerasan di kawasan, serta peran strategis akademisi dalam mendorong perdamaian dan reintegrasi sosial.

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar

You cannot copy content of this page