Departemen Administrasi Bisnis FISIP UNDIP Laksanakan International Community Service di Posong dan Tawangmangu dengan Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kopi dan Wisata Produk Lokal

Posted by Admin

Agustus 1, 2025

SEMARANG, 29 Juli 2025 – Departemen Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (UNDIP), telah sukses melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat internasional sebagai bagian dari inisiatif World Class University (WCU)  yang dilaksanakan oleh Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Strategi Keuangan Bisnis yang beranggotakan Prof. Dr. Drs. Ngatno, M.M.; Drs. Saryadi, M.Si.; Dinalestari Purbawati, S.E., M.Si., Akt.; Gilda Maulina, S.AB., M.AB.; dan Tita Alfaricha, S.AB., M.A.B. melalui kegiatan International Community Service (ICS) yang bertema Community Empowerment through Coffee Management and Local Product-Based Tourismdengan menghadirkan narasumber utama Prof. Dr. Balakrishnan Parasuraman, pakar Hubungan Industrial dan Manajemen Sumber Daya Manusia dari Universiti Malaysia Kelantan (UMK). Program pengabdian ini dilaksanakan di dua lokasi strategis yang kaya akan potensi alam dan budayanya, yaitu Posong, Temanggung (25 Juli 2025) dan Sekipan, Tawangmangu (26–27 Juli 2025).Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa internasional dari berbagai negara, seperti Haruna Kawuna (Nigeria), Ninyikiriza Deborah Lynn (Uganda), Rana Sharjeel Akhtar (Pakistan), Yusuf Abdul Razak Kamara (Sierra Leone), dan Fatoumatta Touray (Gambia), yang berperan aktif dalam proses diskusi, observasi lapangan, serta pertukaran perspektif lintas budaya.

Pada rangkaian kegiatan pertama yang dilakukan di Posong, kegiatan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti pemerintah desa Tlahab, pelaku usaha kopi lokal, pengelola wisata alam, kelompok ibu-ibu PKK, dan perwakilan Basarnas. Diskusi difokuskan pada pemberdayaan masyarakat berbasis industri kopi dan pariwisata desa. Dalam pemaparannya, Prof. Balakrishnan menekankan bahwa kopi tidak hanya berfungsi sebagai komoditas ekonomi, tetapi juga sebagai instrumen pelestarian budaya, penguatan identitas lokal, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui diversifikasi produk, penguatan peran perempuan dan pemuda, pemanfaatan teknologi digital, dan pembentukan jaringan kerja sama regional. Kegiatan ini pun berlangsung secara interaktif dan partisipatif, mencerminkan sinergi nyata antara akademisi dan masyarakat dalam mendukung pembangunan desa berkelanjutan.

Rangkaian kegiatan International Community Service (ICS) ini berlanjut di Sekipan, Tawangmangu pada 26–27 Juli 2025 melalui gelaran “Tawangmangu Coffee Fest”. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari akademisi, pelaku industri kopi, komunitas lokal, serta dihadiri oleh Camat Tawangmangu dan Lurah Sekipan. Pada hari pertama, digelar Seminar Internasional yang membahas strategi pemberdayaan masyarakat melalui penguatan industri kopi dan pariwisata lokal. Kompetisi Manual Brewing dan penjualan hasil seduh kopi turut menjadi sorotan utama, tidak hanya sebagai ajang unjuk keterampilan, tetapi juga sebagai upaya mempromosikan kopi Tawangmangu kepada khalayak luas. Sementara itu, hari kedua diisi dengan tur kopi yang memperkenalkan peserta pada proses produksi kopi dari hulu ke hilir, melalui kunjungan langsung ke kebun kopi dan dialog bersama petani.

Kegiatan International Community Service (ICS) yang diselenggarakan di Posong, Temanggung dan Sekipan, Tawangmangu memberikan kontribusi nyata dalam mendorong pembangunan desa berbasis potensi lokal, khususnya melalui penguatan industri kopi dan pariwisata. Melalui sinergi antara akademisi, pelaku industri, pemerintah desa, dan masyarakat, kegiatan ini diharapkan menjadi ruang kolaboratif yang memperkuat kapasitas masyarakat, mendorong inovasi produk, serta mempromosikan kopi sebagai komoditas lokal unggulan yang bernilai ekonomi, sosial, dan budaya. Keterlibatan aktif pemuda, dan komunitas lokal menjadi cerminan dari pembangunan inklusif yang berkelanjutan. Seminar, pelatihan, kompetisi, hingga tur edukatif tidak hanya meningkatkan wawasan, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya lokal dan pemanfaatan teknologi digital dalam memperluas jejaring pemasaran. Diharapkan, hasil dari kegiatan ini mampu menjadi model pengabdian yang inspiratif dan berkelanjutan, serta memperkuat posisi desa sebagai pusat inovasi dan kemandirian berbasis potensi daerah.

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar

You cannot copy content of this page