Desy Magdalena memulai perjalanan profesionalnya dengan tekad kuat dan pola pikir proaktif, menyeimbangkan pekerjaan paruh waktu dengan tanggung jawab akademisnya sebagai mahasiswa Administrasi Bisnis di Universitas Diponegoro (UNDIP). Alih-alih memandang pekerjaan sebagai gangguan terhadap studinya, ia menganggapnya sebagai kesempatan berharga untuk pengembangan diri. Salah satu peran awalnya—bekerja sebagai penyiar radio—membantunya membangun keterampilan komunikasi penting dan membentuk ketahanan dalam tekanan. Meskipun jalur ini memperpanjang masa studinya, ia menganggapnya sebagai investasi yang berarti dalam pertumbuhannya. Pengalaman-pengalaman awal ini tidak hanya memperkuat kemampuan adaptasinya tetapi juga membawanya untuk menyadari keuntungan menjadi seorang generalis—seseorang yang mampu menavigasi berbagai fungsi dan tantangan dalam sebuah organisasi.
Keputusan Desy untuk mengejar studi sarjananya di UNDIP dibuat dengan pertimbangan matang dan tujuan yang jelas. Ia mencari institusi yang bereputasi dan sesuai dengan pertimbangan keuangannya, sekaligus menawarkan lingkungan di mana ia dapat mendorong dirinya melampaui batas-batas yang sudah dikenalnya. Pindah ke kota baru, membangun jaringan baru, dan memasuki wilayah yang belum dikenalnya adalah bagian dari strateginya untuk pertumbuhan pribadi dan profesional. Pilihan akademisnya, Administrasi Bisnis, berasal dari rasa ingin tahu yang mendalam tentang dinamika organisasi dan bagaimana bisnis berfungsi secara holistik. Sementara banyak mahasiswa yang hanya fokus pada tugas kuliah, Desy secara sengaja menggabungkan pembelajaran akademik dengan pengalaman dunia nyata, membangun fondasi kuat yang nantinya membedakannya di pasar kerja.
Setelah menyelesaikan studinya, Desy mengejar jalur karier yang mencerminkan ambisi dan minatnya yang luas. Ia bergabung dengan perusahaan multinasional sebagai trainee manajemen—sebuah pengalaman yang membawanya pada berbagai fungsi bisnis dan pada akhirnya membuatnya menemukan minat kuat di bidang sumber daya manusia. Awalnya tertarik pada pemasaran dan operasi, Desy menemukan panggilan sejatinya di HR, di mana pemahamannya yang menyeluruh tentang proses bisnis terbukti sangat berharga. Latar belakangnya memungkinkannya menganalisis masalah dari berbagai perspektif, berkomunikasi secara efektif lintas departemen, dan berkontribusi secara bermakna terhadap strategi yang berpusat pada manusia. Saat ini, Desy menjabat sebagai People & Culture Manager di Classic Fine Foods Indonesia, di mana ia memimpin inisiatif dalam pengembangan talenta, desain organisasi, dan budaya perusahaan—mengintegrasikan elemen-elemen yang pernah ia eksplorasi sebagai mahasiswa.
Melalui perjalanan profesionalnya, Desy menekankan pentingnya perencanaan yang disengaja, kemampuan beradaptasi, dan ketahanan mental. Ia mendorong mahasiswa saat ini untuk melihat melampaui kelulusan dan merenungkan tujuan jangka panjang mereka—mengidentifikasi industri yang diinginkan, peran yang dituju, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk sukses. Desy menganjurkan persiapan dini, seperti meneliti persyaratan pekerjaan, mengatasi kesenjangan keterampilan, dan terus belajar. Selain itu, ia menyoroti pentingnya merangkul ketidaknyamanan dan ketidakpastian sebagai bagian dari proses pertumbuhan. Baginya, waktu adalah sumber daya penting—setara dengan pengetahuan dan peluang. Perjalanannya menjadi contoh inspiratif bahwa kesuksesan bukan hanya tentang mencapai puncak, tetapi tentang bergerak maju dengan tujuan, menavigasi tantangan dengan kejelasan, dan secara konsisten hadir dengan komitmen. Bagi mahasiswa dan profesional muda, kisah Desy Magdalena menjadi bukti bahwa keputusan berani dan visi yang jelas dapat membentuk karier yang memuaskan dan berdampak.
0 Komentar