Semarang, 5 Agustus 2025 – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro dengan bangga menjadi tuan rumah Konferensi Internasional ke-10 tentang Kajian Sosial dan Politik Indonesia (ICISPE) pada 5–6 Agustus 2025. Sejak awal diselenggarakan, ICISPE telah berkembang menjadi forum akademik global terkemuka yang menghubungkan akademisi, peneliti, pembuat kebijakan, dan praktisi untuk mengeksplorasi isu-isu sosial dan politik mendesak dalam konteks internasional yang dinamis.
Tema tahun ini, “Memupuk Sinergi Kolaboratif: Memajukan Tata Kelola Lingkungan melalui Harmoni Sektor Publik-Swasta dan Masyarakat untuk Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Era Digital,” mencerminkan kebutuhan mendesak akan aksi kolektif dalam menghadapi tantangan keberlanjutan global.
Acara dibuka dengan sambutan dari Gilda Maulina, S.AB., M.AB., Ketua ICISPE ke-10, yang menekankan perjalanan ICISPE selama satu dekade sebagai ruang terpercaya untuk dialog akademik serta perannya dalam mendorong penelitian interdisipliner dan pembuatan kebijakan inklusif untuk tata kelola lingkungan yang efektif.
Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin., Dekan FISIP UNDIP, menyatakan, “Forum ini bukan sekadar kegiatan akademik, melainkan ajakan untuk berdialog, berefleksi, dan bertindak. ICISPE 2025 bertujuan memupuk koneksi dan ide-ide yang melampaui konferensi ini, membentuk pendekatan pembangunan yang adil, setara, dan visioner.”
Sesi keynote menampilkan Profesor Satyajit Bose dari Columbia University, AS, yang menekankan pentingnya investasi ESG (Environmental, Social, and Governance / Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) yang terlokalisasi dalam memajukan tujuan keberlanjutan. Ia menegaskan bahwa meskipun kerangka kerja ESG global sering mengabaikan realitas lokal, negara seperti Indonesia harus menyesuaikan strategi ESG untuk mengatasi isu-isu kritis seperti deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pengembangan modal manusia. Bose menyerukan kolaborasi kuat antara sektor publik-swasta serta strategi investasi jangka panjang, menekankan bahwa integrasi ESG yang terlokalisasi sangat penting untuk pertumbuhan inklusif dan keberlanjutan lingkungan.
Selain Profesor Bose, konferensi ini juga menghadirkan pembicara terkemuka lainnya seperti, Profesor Tung-Hsiang (Sam) Chou dari National Kaohsiung University of Science and Technology, Taiwan, yang membahas “Transformasi Digital dan Inovasi untuk Masa Depan Berkelanjutan”, Dr. Ellie Martus dari Griffith University, Australia, yang menyampaikan wawasan tentang “Batu Bara Metalurgi dan Perubahan Politik Iklim di Era Emisi Nol Bersih”, serta Profesor Kismartini dari Universitas Diponegoro, Indonesia, yang mengeksplorasi tata kelola kolaboratif untuk pengelolaan pesisir berkelanjutan.
![]() |
![]() |
Kegiatan ini diperkaya dengan segmen tanya jawab interaktif yang dimoderatori oleh Dr. Bangkit Wiryawan dan Dr. Nadia Farabi, menciptakan diskusi dinamis antara pembicara dan peserta.
Konferensi ditutup dengan presentasi makalah di empat ruang paralel, mencakup sub-tema kritis:
- Transformasi Digital dalam Kebijakan Lingkungan: Kebijakan, Inovasi, dan Tata Kelola
- Tata Kelola Keberlanjutan Lingkungan
- Jalan Menuju Perdamaian Berkelanjutan & Kerja Sama Internasional untuk Masa Depan Berkelanjutan
- Perilaku Manusia dalam Bisnis Digital dan Berkelanjutan
Sebagai penanda satu dekade dialog yang berdampak, ICISPE 2025 terus menginspirasi solusi kolaboratif dan ide-ide inovatif untuk dunia yang lebih berkelanjutan dan adil.
Kontributor: Wulan
0 Komentar